Rabu, 25 Juni 2008

Bius Bernama Game Plus Plus



Bayangkan
, menemukan harta karun berlimpah atau makanan yang saaangaaat lezat, tapi harus menghabiskannya sendirian. Tertawa dalam kesendirian. Ah, mana nikmat? Coba bandingkan jika kita berebut makanan dengan sahabat. Meski cuma sedikit, kalau dinikmati ramai-ramai, rasanya pasti jadi selangit. Sama seperti santapan (baca: game) seru yang berbumbu XXX alias hal porno. Jangan ditanya kemampuannya menghiburnya. Di antara 22,4 persen responDet yang pernah main game jenis ini, 79,1 persen mengaku terhibur. Gimana enggak? Di dalam game itu, banyak betebaran cewek cantik berpakaian kurang bahan. He he he. Tapi, seperti si Det bilang tadi, yang lezat-lezat emang lebih nikmat kalau dilakukan bareng-bareng. Tanya aja sama 60,5 persen responDet yang lebih suka main game porno bareng teman-temannya. Yuk... Pertama, mari meluncur ke SMP negeri di kawasan Surabaya Pusat. Di sana, ada Hasan Fuadi. Cowok yang punya panggilan Fuad itu ternyata punya kesibukan khusus bareng teman-temannya saat istirahat. Kegiatan yang bikin mereka ketawa ngakak bareng. Bukan. Bukan nonton ludruk. Mereka cuma bermain. Nah, bermain apanya yang perlu kita teliti. "Main simulation game, tapi lebih asyik. Soalnya, ada yang menyegarkan mata. He he he. Biasanya, aku dan teman-teman main di ponsel masing-masing. Tapi, saling memberi tip dan beradu," ungkap pemuda yang hobi main basket itu blak-blakan. Hmm... apa karena game itu berjenis XXX kalian lebih suka main ramai-ramai? "Yup, lebih ramai lebih asyik. Soalnya, permainan ini kan menghibur banget. Nggak enak kalau ketawa sendirian. Mending seru-seruan bareng. Keren-kerenan. Lihat kemampuan maisng-masing. Ha ha," celoteh pria Leo ini sambil tertawa ngakak. Nggak cuma kaum Adam aja ternyata yang berani main game "begituan." Emansipasi udah merajalela. Cewek pun pernah main game plus plus. Bareng-bareng pula. Contohnya, Layli Nadhifah asal salah satu SMA swasta di kawasan Surabaya Barat. "Biasanya, aku main bareng teman-teman cewekku di rumah teman. Kalau udah main, saking asyiknya pasti suka lupa waktu. Aku bahkan pernah main mulai pulang sekolah jam 12 siang sampai jam delapan malam," cerita anak sulung di antara dua bersaudara tersebut. Si Det jadi penasaran, yang bikin seru apa sih? "Game-nya berupa puzzle yang terbuka sedikit demi sedikit. Kita jadi penasaran, ada gambar apa di balik kepingan puzzle itu. Begitu kita bisa bareng-bareng memecahkannya, rasanya seru banget, puas," jawab Layli. Ya ya ya. Itu tadi mereka yang suka berbagi kenikmatan. Tapi, ada juga yang lebih menikmati game plus-plus itu sendirian. Grady Hanzel asal salah satu sekolah swasta di Surabaya Timar, misalnya. (hil/dat)

0 Comments:

Post a Comment